Sanad juga dikenal dengan istilah mata rantai hadits, setidaknya sebuah hadits shahih harus memiliki 6 rawi dalam sanadnya yaitu Nabi, sahabat Nabi, tabi'in, tabiut tabi'in, ittiba tabiut tabi'in, dan terakhir di ahli hadits yang akan menyebar luaskan hasilnya kepada umat Islam. Sanad adalah rantai periwayatan hadits yang terdiri dari para perawi dan guru-guru mereka hingga kepada Nabi Muhammad SAW. Sanad sangat penting karena menunjukkan keabsahan hadits dan membedakannya dengan hadits palsu atau tidak sahih. Sanad biasanya disebutkan di awal hadits dan berisi nama-nama perawi serta guru-guru mereka. Contoh Sanad. Secara bahasa, sanad berarti sandaran, sesuatu yang dapat dipercayai, atau kaki bukit. Sedangkan secara istilah, sanad adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadits kepada Nabi Muhammad SAW. Contohnya bisa dilihat dalam hadits Imam Bukhari berikut ini: Ilustrasi hadits. Foto: pixabay. Sanad dalam pengertian bahasa sanada-yasnudu yang memiliki arti mutamad (yaitu sandaran atau bersandar, tempat berpegang, yang dipercaya atau yang sah) sehingga hadits-hadits yang memiliki sanad berarti memiliki orang-orang yang dipercaya dalam menyampaikan hadits rasul. Hadits shahih merupakan hasil dari penilaian yang ketat terhadap kualitas sanad dan matan hadits oleh para ahli hadits pada masa itu. Penilaian keabsahan hadits shahih didasarkan pada beberapa faktor, antara lain: Sanad (rantai perawi): Para ahli hadits mengkaji keabsahan sanad hadits hingga ke tingkat perawi terakhir. Dalam hal ini, mereka Sanad menurut bahasa adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan sanad menurut istilah adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadits. Dikutip dalam buku "Memahami Ilmu Hadits" oleh Asep Herdi, secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Sanad adalah silsilah atau kumpulan rawi dari sahabat hingga orang terakhir yang meriwayatkannya. Mukharrij adalah rawi terakhir yang menuliskan riwayat yang ia dapat dalam sebuah catatan/karya pribadinya. Shiyaghul ada' adalah redaksi yang dipakai oleh seorang rawi dalam meriwayatkan sebuah hadits. Para ulama dan peneliti hadits yang terbiasa meneliti sanad akan hafal dan menandai sanad mana saja yang sudah bisa dipastikan kesahihannya dan sanad mana saja yang sudah bisa dipastikan kedhaifannya bahkan kebohongannya. Para ulama hadits membaginya menjadi dua kategori, yakni silsilatudz dzahab dan silsilatul kadzib. MrAF.