Dimanauntuk F merupakan gaya (N), K untuk Konstanta pegas (N/m), dan Δx merupakan pertambahan panjang pegas (m). Kemudian terdapat beberapa rumus lainnya untuk menghitung seperti rangakaian pegas seri, rangkaian pegas paralel, dan juga energi potensial pegas. Beberapa rumus yang telah disebutkan yaitu seperti: 1. Rangkaian Pegas Seri SedangkanPersamaan Untuk N Pegas Yang Tetapannya Dan Disusun Seri Ditulis Seperti Berikut Ini. Keterangan: N = Jumlah Pegas. 6b. Susunan Paralel Jika Pegas Disusun Secara Paralel, Panjang Pegas Akan Tetap Seperti Semula, Sedangkan Luas Penampangnya Menjadi Lebih 2x Dari Semula Bila Pegas Disusun 2 Buah. Padarangkaian campuran ada rangkaian seri dan paralel. Yang masuk rangkaian paralel adalah R = 4 ohm dan R = 12 ohm sedangkan yang seri adalah R = 2 ohm dan R paling ujung = 4 om. Menghitungkonstanta pegas paralel. 3.2.9. Menentukan sifat-sifat yang dimiliki rangkaian pegas seri/paralel. 3.2.10. Menghitung konstanta pegas campuran. Membandingkan rangkaian pegas seri dan paralele. 3.2.15.Menemukan rangkaian pegas yang memilikikonstanta tertentu. IPK Pengayaan: 3.2.16. Menentukan energi potensial pegas. 4. 2. Melakukan 1dan K 2 disusun secara seri dan paralel: Seri paralel 1 = 1 + 1 K tot K 1 K 2 K tot = K 1 + K 2 Note: Energi potensial tergantung tinggi benda dari permukaan bumi. Bila jarak benda jauh lebih kecil dari jari-jari bumi, maka permukaan bumi Dari rumus gaya pegas kita dapat menghitung konstanta pegas: F p = - k˜˜ x ˜ k = F p /˜˜ x = 18/ PembahasanDiketahui : Konstanta masing-masing pegas (k 1 = k 2 = k 3 = k 4 = k 5) = 100 N/m Ditanya : konstanta pegas pengganti (k) Jawab : Konstanta pegas pengganti: k = k 1 + k 2 + k 3 + k 4 + k 5 k = 100 + 100 + 100 + 100 + 100 k = 500 N/m. 2. Dua pegas disusun secara paralel seperti gambar di bawah. Masing-masing pegas mempunyai konstanta k 1 = 100 N/m dan k 2 = 400 Tujuanpercobaan. Mempelajari cara penggunaan multimeter. mempelajari teknik pengukuran dalam rangkaian. mempelajari berlakunya Hukum Ohm dalam rangkaian listrik sederhana. 1.2. Dasar Teori. Multimeter adalah alat ukur listrik yang telah dikenal luas. Pada umumnya multimeter digunakan untuk pengukuran tegangan, arus serta tahanan. Kemudian hukum ini berkembang menjadi hukum untuk susunan seri dan susunan paralel dengan bunyi: Tentukan gaya yang diberikan pada pegas tersebut! Jawaban: Menggunakan rumus F = – k . Δx. Maka diketahui bahwa: k : 200 N/m. Δ x : 0,5 m. Maka sesuai rumus berarti F = 200 N/m. 0,5 m 100 N. mWf4DE. Halo temen-temen, apak kabar? Kabar baik ya di kesempatan kali ini kita akan membahas tentang gaya pegas. Kalian pengen tahu apa dan gimana aja??Simak di poin-poin berikut ini Gaya PegasApa yang ada pada pikiran kalian bila mendengar kata pegas?Elastis? Karet atau bisa memanjang?.Yaa memang, beberapa orang bila mendengar kata pegas maka akan berpikir karet, padahal tidak semua benda yang berbahan dasar karet bersifat pegas dalam fisika disebut dengan istilah hukum hooke itu sendiri merupakan gagasan yang dikenalkan oleh seoran Robert Hooke, dimana hukum ini menyelidiki hubungan antara gaya pegas atau benda elastis lainnya supaya benda tersebut dapat kembali ke bentuk semula bila diberi sebab yaitu sebuah disimpulkan, maka gaya hooke merupakan ilmu yang mengkaji jumlah gaya maksimum yang bisa diberikan oleh suatu benda dengan sifatnya yang elastis sifat elastis ini sering dimiliki oleh pegas agar tidak melewati batas elasitas yang bisa mengakibatkan benda tersebut kehilang sifat disebut sebagai hukum, maka biasanya terdapat bunyi hukum yang menjelaskannya, lalu bagaimana bunyi hukum hooke?Bunyi hukum hooke yaitu sebagai berikut Bahwa besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan pertambahan panjang beda tersebut, hal ini berlaku pada benda yang memiliki sifat elastis dapat meerenggang Nah selanjutnya kita langsung aja ke contoh penerapan gaya pegas / hukum hooke. Simak di poin selanjutnya ya Benda yang Memiliki Gaya PegasPrinsip gaya pegas ini telah diaplikasikan pada alat-alat tertentu, contohnya seperti di bawah ini Teleskop, yang fungsinya untuk melihat benda-benda jauh di luar angkasa agar tampak yang digunakan untuk mengukur percepatan gravitasi yang memkai peer untuk mengatur yang berfungsi untuk melihat jasad renik yang sangat kecil dan tidak bisa Nampak bila hanya menggunakan mata tongkat-tongkat persneling di suatu yang menggunakan atau jam kasa yang digunakan unutk mengetahui posisi kapal yang berada di tengah bagaimanakh cara menganalisis hukum hooke/gaya pegas tersebut? Bagaimana penulisan secara sistematisnya?Baca juga Gaya hukum hooke juga bisa dihitung dan mendapat angka untuk mendefinisikan gaya tersebut. Penulisan secara sistematisnya yaitu sebagai berikut F = = gaya yang diberikan pada suatu pegas N k = konstanta yang dimiliki pegas N/m x = pertambahan panjang pegas akibat dari gaya mKonstanta PegasKonstanta pegas adalah karakteristik dari sebuah pegas. Didefinisikan sebagai rasio dari gaya yang bekerja pada pegas terhadap perubahan panjang pegas yang rumus diatas terjadi fenomena-fenomena lain pada pegas sehingga dapat dituliskan secara sistematis seperti berikut ini1. TeganganTegangan merupakan keadaan dimana benda akan mengalami pertambahan panjang, dimana ujung satu diberi gaya dan ujung lainnya sistematisnya sebagai berikut = F/ADimanaF = gaya NA = luas penampang m2 = tegangan N/m2 atau Pa2. ReganganRegangan merupakan suatu kondisi untuk membandingkan pertambahan panjang dengan panjang semuala suatu pegas. Penulisan sistematisnya sebagai berikut e = L/Lodimanae = ReganganL = pertambahan panjang mLo = panjan awal m3. Modulus elastisitas modulus youngModulus elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan regangan suatu benda. Bila ditulis secara sistematis maka E = /eDimanaE = modulus elastisitas N/me = regangan = tegangan N/m2 atau Pa4. Mampatan Mampatan hampir sama dengan regangan yang membedakan adalah arah perpindahan molekul regangan arah perpindahan molekulnya akan terdorong keluar, sedang pada mampatan arah perpindahan molekulnya terdorong ke dalam, sehingga disebut Hubungan Gaya Tarik Dengan Modulus YoungHubungan antara gaya Tarik dan modulus young juga bisa dituliskan secara matematis sebagai berikut E = /eE = F/A/ L/LoE = F/A = E L/ LoDimanaE = modulus elastisitas N/me = regangan = tegangan N/m2 atau PaA = luas penampang m2L = pertambahan panjang mLo = panjan awal mPegas memiliki 2 pemodelan susunan yaitu seri dan paralel. Berikut juga Resultan Pegas SeriBila 2 pegas dengan tetapan yang sama disusun seri, maka panjang pegas menjadi 2x. sehingga penulisan sistematisnya seperti dibawah ini Ks = ½ k Dimana Ks = persamaan pegask = konstanta pegas N/mpersamaan untuk n pegas yang disusun seri yakni sebgaia berikutKs = k/nDimana n = jumlah pegasSusunan Pegas ParalelBila beberapa pegas disusun paralel, maka panjang pegasnya akan tetap sama dengan panjang pegas semula, namun luas penampangnya menjadi lebih besar. Sehingga peulisan secara sistematisnya adalah Kp = 2kDimanaKp = persamaan pegas susunan paralelk = konstanta pegas N/msedangkan persamaan n untuk pegas yang disusun paralel yakniKp = n jumlah pegasUntuk memahaminya dengan baik, kalian bisa menyimak contoh soal dari gaya pegas pada poin juga Gaya Soal Gaya PegasSetelah diberi gaya sebuah pegas memiliki panjang 25 cm. bila pegas tersebut memiliki kontanta sebesar 400 Maka berapa gaya yang diberikan pada pegas ?PembahasanDiketahui x = 25 cm = 0,25 mk = 400 = F = 400 x 0,25 mF = 100 NOkeyy, itu tadi pembahasan mengenai gaya pegas tau dalam fisika orang sering menyebutnya dengan hukum hooke. Baca juga bermanfaat bagi pembaca dan jangan lupa selalu ikuti artikel pembahasan materi fisika lainnya. Terima kasih. susunan pegas seri Pegas disusun seri artinya disusun secara deret seperti gambar di atas. Pegas satu memiliki konstanta k1, pegas kedua memiliki konstanta k2, dan pegas ketiga memiliki konstanta k3, jika ketiganya disusun seri, maka secara keseluruhan memiliki konstanta gabungan yang sebut saja konstanta seri dengan simbol ks. Ketika pegas yang diseri salah satu ujungnya ditarik seperti gambar, maka masing-masing pegas akan bertambah Panjang besar pertambahan panjang akhir dari susunan pegas tersebut adalah jumlah pertambahan panjang ketiga pegas tersebutX = X1 + X2 + X3Dimana \Delta x_{1} = \frac{F}{ k_{1} }, \Delta x_{2} = \frac{F}{ k_{2} }, \Delta x_{3} = \frac{F}{ k_{3} }sedangkan\Delta x = \frac{F}{ k_{s} }Persamaan x = x1 + x2 + x3 diubah menjadi \frac{F}{ k_{s} }= \frac{F}{ k_{1} }+\frac{F}{ k_{2} }+\frac{F}{ k_{3} }Karena F adalah gaya yang bekerja pada semua pegas yang besarnya sama, maka \frac{1}{ k_{s} }= \frac{1}{ k_{1} }+\frac{1}{ k_{2} }+\frac{1}{ k_{3} } Susunan Pegas Paralel susunan pegas paralel Pegas satu memiliki konstanta k1, pegas kedua memiliki konstanta k2, dan pegas ketiga memiliki konstanta k3, jika ketiganya disusun paralel, maka ketika ditarik dengan gaya F ketiga pegas akan mengalami pertambahan panjang sama besar. Gaya F terdistribusi pada ketiga pegas dengan besar masing masing F1, F2, dan = F1+ F2 + F3,denganF1 = k1 . xF2 = k2 . xF3 = k3 . xsedangkanF = k . xsehingga F = F1+ F2 + F3, menjadikp . x = k1. x + k2. x + k3. x karena nilai x adalah sama maka kp = k1+ k2 + k3Persamaan tersebut menunjukkan hubungan nilai konstanta susunan pegas parelal kp dengan konstanta masing-masing pegas k1, k2, dan k3. Dengan penjumlahan seperti itu, nilai kp akan lebih besar dari pada masing-masing nilai k penyusunnya. Yang artinya bahwa pegas yang disusun paralel akan menjadi sistem pegas yang lebih sukar diubah bentuk dan ukurannya.